Etika Dalam Melihat Bilah Keris
Dunia perkerisan di Indonesia kaya akan tradisi, norma, dan tata kesopanan yang berkaitan dengan adat istiadat setempat. Meskipun ada perbedaan antara daerah satu dengan lainnya, etika dasar dalam perkerisan bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan menjaga perasaan orang lain. Berikut ini adalah panduan etika melihat bilah keris yang berlaku terutama di Pulau Jawa dan Madura, berdasarkan Ensiklopedi Keris karya Bambang Hasrinuksmo.
Meminta Izin
Sebelum melihat bilah keris yang bukan milik Anda, penting untuk meminta izin terlebih dahulu kepada pemiliknya. Mengambil keris dan mengeluarkannya tanpa izin bisa menyinggung perasaan pemilik keris, seolah-olah Anda mengabaikannya.
Cara Mengeluarkan Keris
Jika sudah mendapatkan izin, ada beberapa aturan saat mengeluarkan bilah keris dari warangkanya:
1. Posisi Tangan:
- Pegang pangkal gandar dengan tangan kiri menghadap ke atas, ujung gandar mengarah serong ke kiri atas.
- Gunakan tangan kanan untuk memegang ukiran keris dengan posisi tangan menghadap ke bawah.
2. Teknik Mengeluarkan**:
- Tekankan jempol kanan pada tampingan ke warangka sambil menggerakkan tangan kiri ke atas agar warangka bergerak naik.
- Bilah keris dibiarkan tetap diam, tidak ditarik keluar.
Menghormati Keris
Setelah keris lepas dari warangkanya, letakkan di tempat aman seperti meja. Angkat bilah keris sejajar dengan kening atau telinga kanan selama satu atau dua detik sebagai bentuk penghormatan kepada empu pembuat keris dan pemiliknya. Selama mengamati, ujung bilah keris harus selalu serong ke atas dan tidak mengarah ke seseorang.
Mengamati Bilah Keris
Untuk mengamati pamor keris lebih dekat, letakkan ujung bilah di atas kuku ibu jari kiri, kemudian tarik bilah keris dekat ke mata Anda. Saat ingin membalik bilah keris, tetap jaga ujung bilah di atas kuku ibu jari kiri.
Menjaga Bilah Keris
Bilah keris sebaiknya tidak tersentuh langsung oleh jari untuk menghindari karat yang disebabkan oleh keringat. Jangan meninting bilah keris tanpa izin dari pemiliknya.
Memasukkan Kembali Bilah Keris
Orang yang melepaskan keris dari warangkanya harus menyarungkannya kembali. Caranya adalah:
1. Posisi Tangan:
- Pegang pangkal gandar warangka dengan tangan kiri, jari menghadap ke atas, tempatkan di depan perut dengan jarak 5-10 cm.
- Tangan kanan memasukkan ujung bilah ke dalam leng-lengan warangka sekitar 2 cm.
2. Teknik Memasukkan:
- Tangan kanan diam, tangan kiri yang menggerakkan warangka untuk menyarungi bilah keris.
- Sesuaikan kemiringan warangka hingga ujung warangka serong ke atas sekitar 15 derajat.
Meskipun aturan ini tampak rumit, namun memiliki tujuan untuk melindungi bilah keris dari kerusakan dan menjaga etika dalam pergaulan antarpencinta keris.
Comments
Post a Comment