About Jelajah Lestari Nusantara (JLN)
Tentang Jelajah Lestari Nusantara (JLN)
Jelajah Lestari Nusantara (JLN) adalah sebuah komunitas independen yang peduli pada Literasi dan Pelestarian Cagar Budaya sebagai peninggalan sejarah bangsa.
Jelajah Lestari Nusantara didirikan oleh beberapa alumni Perguruan Tinggi di Jakarta sebagai bentuk keprihatinan terhadap kurangnya perhatian dan apresiasi Masyarakat terhadap warisan budaya bangsa baik yang berupa benda bergerak maupun tidak bergerak, bangunan, maupun kesenian tradisional.
Jelajah Lestari Nusantara, Sebuah Komunitas berbadan Hukum Yayasan adalah sekumpulan individu yang bekerja secara sukarela untuk bersama-sama menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah, budaya, bahasa, kemasyarakatan, teknologi dan sains, termasuk peristiwa, tokoh, tempat dan peninggalannya.
Jelajah Lestari Nusantara memiliki konsentrasi pada kegiatan Pendidikan, Literasi, Riset dan Apresiasi.
Visi dan Misi Yayasan Jelajah Lestari Nusantara (JLN)
Visi:
Menjadi pelopor dalam literasi budaya dan pelestarian cagar budaya nasional, membangkitkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya bangsa yang kaya dan beragam.
Misi:
1. Menggalang kolaborasi antara praktisi, akademisi, dan masyarakat untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan terkait literasi budaya dan digital.
2. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya melalui program-program pendidikan yang inovatif dan menarik.
3. Melakukan riset untuk mendokumentasikan dan mempromosikan warisan budaya baik yang berupa benda bergerak, tidak bergerak, bangunan, maupun kesenian tradisional.
4. Menyelenggarakan kegiatan apresiasi budaya seperti pameran, festival, dan penghargaan guna meningkatkan kecintaan terhadap sejarah dan kebudayaan.
5. Bersinergi dengan pemerintah, institusi pendidikan, dan organisasi lainnya untuk merancang dan mengimplementasikan program peningkatan literasi budaya dan digital.
6. Memfasilitasi pelatihan dan workshop yang berfokus pada peningkatan kapasitas SDM dalam bidang literasi dan pelestarian budaya.
Comments
Post a Comment